Cerita

Badri baru saja pulang kampung. Pandemi Corona yang terjadi di ibukota membuatnya terpaksa pulang kampung. Di-PHK dan tidak mendapatkan pekerjaan baru membuatnya ingin membuka usaha di kampung saja.

Di kampung, Pak Desnot, seorang pebisnis kelapa sawit mengajak Badri untuk mengelola kebun sawitnya yang 10 hektar. Tetapi sebelumnya pak Desnot ingin menguji kecerdasan Badri dalam memaksimalkan keuntungan usahanya.

Pak Desnot memberikan pertanyaan seperti berikut :



Saya mempunyai 10 pohon sawit muda yang ingin saya tanam,
Dari 10 pohon sawit tersebut, terserah mau dibikin beberapa baris, tetapi saya ingin keuntungan maksimal.
Setiap baris itu artinya lebih dari 2 pohon kelapa sawit yang berjarak sama dan terletak segaris.
Setiap baris kelapa sawit kita akan mendapatkan Rp. 100.000.



bisa nggak kamu membuat keuntungan maksimal yang saya inginkan Badri ? , tantang pak Desnot.

“Bisa pak”, jawab Badri cepat.

“Kalau begitu, silahkan di kerjakan”, jawab pak Desnot melanjutkan.

“Baik pak”

Badri pulang ke rumahnya sambil berfikir.

“Setiap baris itu lebih dari 2 pohon, berarti minimal 3 pohon untuk satu baris”,

“Kalau ada 10 pohon, maka 10 dibagi 3, berarti ada 3 baris saja yang bisa dibuat dengan sisa 1 pohon yang tidak berguna”, pikir Badri.

“Tapi ahaaa, saya punya solusi lain yang bisa memaksimalkan keuntungan lebih dari itu”, pikir Badri menemukan solusinya barunya.

Pertanyaan

Berapa maksimal keuntungan yang mestinya bisa didapat Badri dari 10 pohon sawit tersebut, jika tiap barisnya menghasilkan Rp. 100.000 ? ?

Cek Jawaban

Rp. 500.000