Pendahuluan

Pembicaraan mengenai Islam dan Minangkabau memang terkadang tidak habis-habisnya dibahas.Beberapa pertanyaan sering menggelitik dalam pikiran orang ketika mengkaitkan antara Islam dan Minangkabau.

Diantaranya mungkin adalah mengenai kenapa masyarakat Minangkabau yang terkenal teguh memegang ajaran Islam terkadang untuk beberapa hal yang tidak prinsipal memiliki kecenderungan yang berbeda dengan kecenderungan yang dianjurkan oleh Islam.

Contohnya apa ?

Sebut saja misalnya yang terkenal adalah mengenai sistem kekerabatan Matrilineal Minangkabau. Adat Minangkabau memakai sistem kekerabatan Matrilineal dimana garis keturunan seseorang ditarik dari garis ibunya.

Sementara itu Islam berpaham sistem kekerabatan Patrilineal, yaitu seorang anak dilihat keturunannya dari pihak bapaknya.

Ada teori yang menyatakan kalau sistem matrilineal akan lambat laun terhapuskan seiring dengan menguatnya Islam di Minangkabau.

Akan tetapi ternyata tidak terbukti sampai sekarang. Sistem matrilineal masih dipegang erat oleh masyarakat Minangkabau baik didaerah Minangkabau atau di daerah rantau.

Kemudian juga, sistem pembagian harta pusaka yang jatuh kepada kemenakan perempuan dari sebuah rumah gadang, bukan kepada anak laki-laki, dsb.

Penyebabnya kenapa ?

Mengurai penyebab kenapa hal ini bisa terjadi berarti kita harus menyingkap faktor utama yang berperan dalam proses perkembangan Islam di Minangkabau.

Hal ini berarti menggali kembali periode-periode perkembangan Islam di Minangkabau, konflik-konflik yang mungkin terjadi antara adat dan agama karena masuknya Islam ke Minangkabau, serta metoda dakwah Islam di Minangkabau yang menyebabkan kondisi sosial masyarakat Minangkabau yang agamis-adatis seperti sekarang ini. Mau tak mau untuk mendapatkan informasi diatas, kita harus menelusuri kembali sejarah dan periode perkembangan Islam di Minangkabau.

Kalau kita berbicara mengenai periode perkembangan Islam di Minangkabau, maka dapat dibagi 3 masa, yaitu :

  1. masa pertama : Islam pertama kali masuk ke Minangkabau sampai masa kembalinya kaum ulama Muda dari Makkah yang membawa paham Wahhabi.
  2. masa kedua : masa pemurnian syariat oleh kaum ulama Muda sampai sebelum perang Paderi.
  3. masa ketiga : masa setelah perang Paderi yang banyak diisi oleh perkembangan cara berpikir ttg dakwah Islam.

Hmm, perbedaannya apa saja ?

Secara umum, perkembangan Islam pada masa pertama banyak diisi dengan pengajaran ilmu-ilmu tarekat, kesufian, dan tidak terlalu menfokuskan pada penerapan syariat, ibadah, fiqih dsb.

Sedangkan masa kedua, dimulai dengan pergerakan ulama-ulama Muda Minangkabau yang baru kembali dari Makkah dan membawa paham Wahhabi dalam gerakannya. Terjadi pergeseran orientasi pengajaran Islam di masa ini, yaitu dari ilmu-ilmu tarekat menjadi pengajaran ilmu-ilmu fiqih, mantiq, dll dengan tujuan untuk memurnikan praktek ajaran Islam dan menghilangkan sikap taqlid masyarakat terhadap ulama-ulama tarekat pada saat itu.

Semenjak itu mulai terjadi pertentangan dan konflik yang cukup tajam antara pihak ulama dengan pihak adat, terutama karena usaha keras kaum agama untuk memurnikan masyarakat Minangkabau dari praktek-praktek kemasyarakatan yang dilarang oleh agama.

Selain itu juga terjadi pertentangan juga antara pihak Ulama kaum muda dengan kaum Tua, terutama karena usaha kaum ulama Muda yang mendidik masyarakat Minangkabau untuk tidak taqlid dalam menerima dakwah Islam dan mulai mengecam cara-cara tradisional dalam penerapan dan dakwah Islam di Minangkabau.

Sementara masa ketiga, diisi dengan gerakan-gerakan Islam yang menggunakan cara-cara modern dalam dakwah seperti media, sekolah, serikat usaha dalam mengubah cara pikir masyarakat Minangkabau dalam menerima ajaran Islam agar lebih rasional dan dengan menyandarkan kepada dasar ilmu yang cukup.