Sangat menarik kalau kita mencermati nama-nama orang yang berasal dari suku Minangkabau. Terkadang namanya janggal diucapkan, agak kebarat-baratan, atau malah unik sendiri dibanding nama-nama umum yang biasanya kita temui di Indonesia.

Nama orang Minangkabau agak misterius. Tidak mudah merunut keluarga atau turunan seseorang dari namanya saja.

Hal ini dikarenakan pada nama orang Minangkabau biasanya tidak ditempelkan nama suku, gelar kebangsawanan, atau nama orangtuanya.

Tentunya ada beberapa nama orang Minangkabau yang dengan terang-terangan memakai nama suku, atau nama orangtuanya pada namanya.

Misalnya Andrinof Chaniago, Yasrif Amir Piliang, dll. Tetapi secara umum, orang Minangkabau lebih banyak menggunakan namanya tanpa embel-embel tambahan itu.

Berbeda halnya dengan suku lain seperti Batak, Manado, Maluku, Arab, ataupun Tionghoa yang dari namanya dapat diketahui dia berasal dari suku mana, anak dari siapa, status kebangsawannya bagaimana.

Hampir dipastikan tiap orang suku Batak pasti akan menampilkan nama sukunya di belakang namanya. Misalnya Sinaga, Simorangkir, Nasution, dll.

Ataupun seperti suku Bugis, yang ketika pada namanya terdapat kata “Andi” , maka hampir dipastikan pula kalau dia adalah berasal dari kaum bangsawan Bugis (Sulawesi Selatan), seperti Andi Malarangeng, Andi Meriam Matalata, dll.

Berbeda dengan nama-nama orang Minangkabau. Penamaan seseorang tidak mencerminkan darimana dia berasal, atau apa keluarganya. Paling-paling mungkin hanya tambahan gelar Sutan dibelakang namanya yang mencerminkan kalau dia sudah menikah. Misalnya Yusrizal Sutan Bagindo, Khairil Sidi Pamenan, dll.

Kalau dicermati, fenomena penamaan orang Minangkabau ternyata mengikuti perkembangan situasi dan kondisi zaman.

Periode awal sejarah Minangkabau ditulis

Pada zaman dahulu, ketika sejarah Minangkabau baru diukir, banyak nama orang Minangkabau yang mengikuti nama-nama alam dan binatang.

Misalnya dalam sejarah tercatat adanya Harimau Campo, Kambiang Hutan, Anjing Mualim, Kucing Siam, Cindua Mato. Walaupun ini diasumsikan adalah gelar panggilan saja, tapi sejarah minang berupa tambo menyebutkan begitu.

Periode Islam masuk ke Minangkabau

Kemudian ketika Islam mulai masuk ke Minangkabau, mulailah nama-nama Arab mewarnai nama-nama orang Minangkabau, misalnya Syekh Ibrahim Musa Parabek, Syekh Achmad Khatib, Haji Karim Amarullah (Bapak nya buya HAMKA).

Begitupun pihak perempuannya banyak memakai nama berakhiran -ah. Misalnya Rabiah, Halimah, Aminah, dll.

Pengaruh ini terasa sampai zaman kemerdekaan. Tersebutlah nama Muhammad Hatta, Muhammat Natsir, Muhammad Yamin, Nazir Pamuncak, Rasuna Said, Rohana Kudus, Sutan Syahrir, Taufiq Ismail, Zakiah Darajat, dll yang akar kata dari nama nama mereka adalah dari bahasa Arab.

Periode PRRI (1957 - 1958)

Kemudian pada 1957 - 1958 terjadilah pergolakan PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia) yang merupakan protes ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan pemerintah pusat yang terlalu sentralistik.

Pergolakan ini kemudian diberantas oleh pemerintah pusat.

Hal ini menimbulkan kesan dan situasi yang turut mengubah cara orang Minangkabau menamai anak-anak mereka.

Banyak nama anak-anak Minangkabau kemudian diberikan nama yang agak ke jawa-jawaan, misalnya Irwan Prayitno, Cendekiano, Suseno, dll, dengan harapan agar tidak diasosiasikan dengan pergolakan PRRI, dan lebih mudah berurusan dengan birokrasi kalau merantau nanti.

Era 80-an

Setelah masa PRRI tersebut, anehnya mulai bermunculanlah nama-nama beraroma kebarat-baratan di Minangkabau. Mulailah nama Wely, Jhon, Fernando, Mario, Feri, Doni, Jimmy, dll

Sehingga jangan salah kalau ternyata menemukan nama orang yang berbau kebarat-baratan, tetapi setelah bertemu dengan orangnya ternyata adalah orang Indonesia. Kemungkinan besar dia adalah orang Minangkabau :).

Era 2000-an

Dan era 2000 an mulailah kembali lagi kepada nama-nama Arab, misalnya Salsabila, Nabila, Umar, dll.

Nama-nama unik

Selain nama-nama yang mengikuti situasi zaman dan kondisi masyarakat, terdapat juga nama-nama umum yang dipakai oleh banyak orang Minangkabau.

Misalnya saja nama-nama yang berakhiran -zal atau -sal, seperti Yusrizal, Rizal, Faisal, Sufrizal.

Ataupun yang berakhiran -il, seperti Khairil, Syafril, dll. Jadi kalau ada orang yang bernama dengan ciri-ciri tersebut, maka patut dicurigai bahwa dia adalah orang Minangkabau :).

Jadi kalau ada teman baru bernama Yusrizal Syafril St. Mangkuto, jangan sungkan untuk menyapanya dan mengucapkan “Baa Kaba da ?” :)