Apa itu Deployment Model dalam terminologi cloud ?

Deployment model adalah cara penempatan server dan jaringan cloud, beserta pengelolaan, batasan-batasan dan lingkungannya

Deployment model dalam hal ini selalu berkaitan dengan environment, lingkungan dan lokasi.

Misalnya :

  • dimana server nya ditempatkan.
  • sejauh mana kita bisa mengelola server dan jaringan.
  • seberapa jauh kita bisa melakukan kostumisasi server dan jaringan.
  • sejauh mana tanggung jawab terhadap server dan jaringan.

Akan tetapi, dimanapun dan bagaimanapun mengelolanya, tetap akan mengikuti konsep dasar cloud, yaitu semua sumberdaya dan pengelolaannya harus bisa diakses melalui internet, baik melalui internet secara umum ataupun melalui VPN (Virtual Private Network) yang membuat tunnel sendiri di Internet.


Kalau begitu apa saja tipe dan contohnya ?


1. Public Cloud

Namanya juga publik atau umum. Deployment model ini mengisyaratkan bahwa service cloud ini tersedia secara umum di Internet. Kita bisa menggunakannya dengan cara memesan/membelinya melalui provider cloud yang tersedia. Misalnya melalui AWS, Google Cloud, Microsoft Azure, Alibaba Cloud, IBM Cloud, dll.

Server, jaringan, storage, aplikasi, dll pengelolaannya dilakukan oleh provider atau penyedia cloud tersebut. Kita biasanya hanya membeli sesuai dengan kebutuhan.

Karakteristiknya :

  • Infrastruktur dipunyai oleh cloud provider.
  • Pengelolaanya dilakukan oleh cloud provider.
  • Karena pengelolaannya oleh cloud provider, maka biaya pengelolaannya lebih rendah dari sisi IT perusahaan atau organisasi daripada di kelola sendiri.
  • Bisa dibeli pay-as-you-use, atau dibeli per bagian kecil.
  • Cocok untuk bisnis kecil dan menengah.

Contohnya : Amazon Web Services (AWS), Microsoft Azure, Google Compute Engine (GCE), DigitalOcean, Oracle Cloud Infrastructure.

2. Private cloud / On Premise

Private Cloud Deployment model ini tidak tersedia secara umum. Akan tetapi hanya tersedia untuk perusahaan tertentu. Private cloud ini mencerminkan bahwa perusahaan tidak mencari keuntungan dari sistem cloud nya, akan tetapi lebih kepada kemudahan dalam mengelola dan mengkustomisasi service yang ada di cloud itu sendiri.

Server dan jaringannya tentu saja server dan jaringan tersendiri.

Karakteristiknya :

  • Infrastruktur dipunyai atau disewa oleh pemilik bisnis itu sendiri.
  • Pengelolaanya dilakukan oleh tim IT, atau dioutsource ke vendor data center terpisah.
  • Karena pengelolaannya oleh tim sendiri, maka pihak bisnis mempunyai akses yang lebih banyak dan luas terhadap infrastruktur dan service-servicenya.
  • Membutuhkan server dan jaringan fisik yang dibeli atau disewa sendiri, sehingga secara biaya akan cukup mahal.
  • Biasanya akan lebih tinggi tingkat security nya tergantung kebijakan tim IT nya.

Contohnya : Data Center in house, Data center hosted.

3. Hybrid cloud

Jenis ini merupakan kombinasi antara Private Cloud dengan Private/On Premise Cloud.

Biasanya terjadi karena :

  • Perusahaan atau organisasi berada diantara transisi dari Private Cloud ke Public cloud. Hal ini bisa jadi karena mereka melihat ternyata lebih murah menggunakan Public Cloud dibandingkan menggunakan Private Cloud.

    Akan tetapi ternyata ada data-data penting dan service penting yang tidak mau atau terlalu beresiko untuk ditaruh di public cloud, seperti database, otentikasi, dsb.

    Akibatnya sebagian service ditempatkan di Public Cloud, sementara untuk database dan otentikasi ditempatkan di Private Cloud dengan alasan keamanan.

  • Perusahaan atau organisasi berada diantara transisi dari Public Cloud ke Private cloud. Hal ini bisa terjadi karena mereka melihat ternyata lebih mudah menggunakan dan mengkustomisasi Private Cloud dibandingkan menggunakan Private Cloud.

    Bisa saja Private Cloud tidak menyediakan service yang mereka inginkan, atau bisa juga ternyata mereka memilih membuat service yang lebih cepat, mudah bagi kebutuhan bisnis dan teknis mereka.

  • Perusahaan atau organisasi menggunakan Private cloud. Tetapi perusahaan atau organisasi itu tetap membutuhkan Public cloud untuk skalabilitasnya.

    Maksudnya ketika ternyata Private cloud tidak bisa melayani/menghandle request, maka akan dialihkan ke Public Cloud.

    Dalam hal ini Public Cloud berfungsi sebagai cadangan dari Private Cloud.

Karakteristiknya :

  • Infrastruktur merupakan kombinasi antara Public cloud dengan Private Cloud.
  • Pengelolaanya memanfaatkan keuntungan efektifitas dan skalabilitas dari Public Cloud dan Private Cloud.
  • Merupakan pilihan dalam masa transisi, atau karena ada aspek tertentu yang tidak bisa berada di public cloud, seperti aspek keamanan dan privasi data. Hal ini berkaitan dengan regulasi dari perusahaan atau organisasi tersebut.

Demikianlah jenis dari Deployment Model dari Cloud Computing. Semoga bermanfaat !!