Contoh Hypervisor itu VM Ware, VirtualBox, Hyper-V, Nitro Hypervisor, dll

Pendahuluan

Kalau kita berhubungan dengan teknologi cloud, misalnya ketika kita melakukan instansiasi Compute Service seperti EC2, maka secara teknikal di belakangnya kita akan menemukan istilah Hypervisor.

Atau misalnya ketika kita mencoba menggunakan Docker di beberapa operating system yang bukan Linux, maka kita akan bersentuhan dengan yang namanya Hypervisor.

Walaupun Docker sendiri lebih tepatnya sebagai containerization, akan tetapi ketika berhubungan dengan environment virtualisasi di Destop/Laptop non Linux yang dibutuhkan, maka kita akan membutuhkan Hypervisor juga, seperti ketika membutuhkan environment Linux untuk bisa berjalannya Docker Destop di Windows atau di Mac.



Apakah itu Hypervisor ?

Hypervisor sendiri adalah (merujuk dari sini) :

A hypervisor, also known as a virtual machine monitor or VMM, is software that creates and runs virtual machines (VMs). A hypervisor allows one host computer to support multiple guest VMs by virtually sharing its resources, such as memory and processing.

terjemahan bebas

Hypervisor, atau dikenal sebagai Virtual Machine Monitor (VMM) adalah perangkat lunak yang berfungsi untuk membuat, menjalankan Virtual Machine (VM). Dengan Hypervisor, sebuah komputer bisa memiliki banyak VM dengan cara berbagi sumber daya seperti memori dan CPU.

Dengan kata lain, Hypervisor ini mengelola perangkat keras (memori, CPU, storage) agar diatasnya dapat dijalankan banyak Sistem Operasi Komputer/Operating Sytem.

Hypervisor adalah salah satu implementasi dari teknik virtualisasi.

Banyak contoh dari Virtualisasi itu sendiri, seperti Hypervisor, Docker, Memory Virtualization, CPU virtualization, dll.

Jadi Hypervisor adalah salah satu contoh Virtualisasi.

Hypervisor adalah cara membuat banyak Operating System untuk berjalan pada sebuah mesin host.

Kalau dulu yang terkenal adalah VM Ware, sebelum kita sekarang mengenal WSL (Windows SubSystem Linux) dimana di Desktop kita yang Windows OS bisa diinstall Linux, Ubuntu, dll.

Oleh karenanya Hypervisor disebut juga Virtual Machine Management (VMM).

Jadi apa persoalan yang diselesaikan oleh Hypervisor ini ?

Hypervisor ini menyelesaikan persoalan bahwa selama ini komponen hardware hanya bisa berjalan atau dialokasikan untuk satu Sistem Operasi (OS) saja.

Misalnya ketika kita membeli sebuah laptop, PC, atau server. Jika tanpa menggunakan Hypervisor, maka laptop, PC, atau server kita itu cuma bisa diinstall satu Sistem Operasi (OS) saja, misalnya Windows saja, Linux saja, atau Server OS saja.

Dengan Hypervisor, maka kita dapat menambahkan OS lainnya yang akan diatur oleh Hypervisor ini.

Dimana kita bisa melihat fungsi hypervisor ini ?

Ada beberapa contoh yang bisa kita lihat di perangkat komputer kita :

  • Di BIOS , kita bisa melihat konfigurasi “Enable Virtualization”, yang memungkinkan OS kita mengakses resouces Hardware kita dengan teknik Virtualisasi.
  • Di OS Windows, kita bisa melihat di “Windows Feature turn on/turn off” –> Microsoft Hyper-V. Dengan ini kita misalnya bisa mengaktifkan fungsi tambahan seperti Docker Desktop, dll.
  • Di OS Windows, Remote Desktop untuk server bisa dijalankan berdasarkan Microsoft Hyper-V juga.
  • Di OS Windows, kita bisa menggunakan WSL2 (Windows Subsystem Linux 2) menggunakan Hyper-V juga.
  • Di Mac OS, kita bisa memakai software Parallel Desktop untuk membuat OS Windows, Linux, Ubuntu, dll diatasnya.
  • Software VMWare, yang bisa kita install di Windows ataupun Mac, kita bisa membuat alokasi OS lain diatasnya.
  • Software VirtualBox, yang semirip dengan VM Ware.

Contoh-contoh diatas bisa kita lihat sehari-hari tanpa kita sadari kalau kita sudah menggunakan tools Virtualization/Hypervisor

Bagaimana dengan Hypervisor di cloud ?

Begitu juga di kasus cloud computing, dimana banyak Operating System yang harus dijaga dan diinstansiasi.

Harus ada sebuah Cloud Hypervisor sebagai pengelolanya.

Cloud Hypervisor mengelola Virtual Machine (VM) dan Operating Sytem (OS) dengan otomatis. Cloud Hypervisor ini memiliki kemampuan lebih di dalam mengelola sumberdaya secara otomatis agar sumberdaya menjadi lebih efektif.

Contohnya :

  • di Amazon AWS EC2, menggunakan Nitro Hypervisor, yang berbasis KVM (Kernel-based Virtual Machine) Hypervisor.
  • di Google Cloud Platform (GCP) yang juga berbasis KVM Hypervisor.
  • di Microsoft Azure Cloud Supervisor berbasiskan Microsoft Hyper-V khusus untuk platform Microsoft Azure.

Untuk menangani otomasi dan meningkatkan High Availibility, biasanya dibuat juga clustering untuk Hypervisor ini.