Pendahuluan

Democratization of Agility - Part 1, silahkan lihat di sini

Kecenderungan organisasi untuk melebarkan otonomi dalam pengambilan keputusan merupakan pilihan cerdas ketika dihadapkan kepada kasus Agility.

Dengan melakukan delegasi secara tidak langsung terhadap siapa, kapan, dan bagaimana pengambilan keputusan, maka kelincahan dari sebuah organisasi atau perusahaan diharapkan bisa lebih terasah.

Dengan konsep ini, maka yang akan muncul adalah :

  • Membebaskan pengambilan keputusan kepada level terdekat disebuah masalah.
  • Membuat skema shared responsibility di level management dan level citizenship.
  • Meningkatkan tanggung jawab pribadi terhadap permasalahan bersama yang dihadapi.
  • Komitmen untuk saling menenggang rasa antara kebutuhan antara divisi.
  • Pengurangan jalur hirarki dan pengawasan yang longgar.
  • Mengurangi silo atau eksklusifme sebuah bagian dari organisasi.

Dengan konsep diatas, maka yang dibentuk adalah lebih kepada kolektifitas di dalam organisasi, dibandingkan dengan memunculkan Hero ataupun pemusatan ide, tindakan, keputusan di satu pihak saja.


Apakah semua akan lancar-lancar saja ?

Tentu saja tidak.

Setiap pilihan akan menghasilkan konsekuensinya sendiri-sendiri.

Misalnya :

  • Kebebasan dalam mengambil keputusan juga berarti masing-masing harus tahu bagaimana caranya dan belajar untuk mengambil keputusan yang tepat.
  • Shared responsibility artinya orang akan siap-siap untuk menerima banyaknya tanggung jawab tambahan dibandingkan sebelumnya.
  • Akan cukup banyak hal yang mesti dipikirkan ketika sebuah permasalahan dianggap permasalahan bersama.
  • Harus meningkatnya kedewasaan dan kearifan pribadi ketika tujuan atau target pribadi berbenturan dengan target dan tujuan organisasi.
  • Ketika masalah kritis terjadi, maka harus ada koordinator mengenai masalah tersebut secepatnya.

Kebebasan dalam memutuskan, tanpa diiringi dengan pelatihan, pendidikan, dan pendampingan, bisa saja membuat frustasi, stress berlebihan, atau pun suasana yang tidak jelas.

Struktur yang tidak jelas dan terlalu bebas juga berpotensi terhadap ketidakjelasan arah organisasi atau perusahaan.

Yang lama kelamaan bisa membuat situasi yang tidak mengenakkan dan berefek kepada psikologi dan perilaku.

Mengkombinasikan antara kebebasan pengambilan keputusan, cara bekerja secara pribadi dan tanggung jawab secara kolektif merupakan strategi yang mempunyai racikan tersendiri di tiap tiap organisasi.

Jadi dalam membuat Democratization of Agility bisa terlaksana oleh integrasi 3 hal dibawah :

  • Kebebasan dalam mengambil keputusan dan cara bekerja.
  • Meningkatkan rasa tanggung jawab secara individu dan kolektif.
  • Membuat individu merasa diberdayakan secara manusia dan didukung secara kolektif.

Dengan integrasi diatas, bisa diharapkan muncul budaya Agility, yang secara tidak langsung meningkatkan performa secara inklusif.

Dan hal tersebut bukanlah dilakukan dengan teori semata, tetapi dengan experimental, melalui proses panjang untuk belajar dari tim dan organisasi.

Dan juga tetap diingat bahwa walaupun di level Democratization of Agility sudah tercapai, tetap saja leader/pemimpin memegang akuntabilitas dari tanggung jawab.

Itu saja..