Micromanagement

Micromanagement adalah gaya kepemimpinan/pengorganisasion yang dilakukan secara berlebihan terhadap bawahan/level dibawahnya.

Darimana asalnya micromanagement ini muncul ?

Sebuah gaya kepemimpinan tentunya bisa dilacak mengenai penyebab kemunculannya. Micromanagement juga bisa dilihat dari sisi ini juga.

Micromanagement ini lahir karena :

  1. Rasa insecure dari management terhadap bawahannya tidak bisa menyelesaikan tugasnya.

    Rasa tidak percaya bahwa bawahannya bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik dan benar sesuai keinginannya.

    Hal ini biasanya karena kurangnya komunikasi antara dua belah pihak. Pimpinan tidak memberikan informasi dan instruksi yang jelas terhadap bawahan, dan bawahan merasa sungkan atau tidak berani memberikan usulan, saran, atau sanggahan terhadap informasi tersebut.

    Akibatnya muncul rasa tidak saling percaya antara atasan dan bawahan, koordinator dan yang dikoordinatori, atau dari pemimpin dan yang dipimpin.

  2. Rasa insecure dari management, bahwa prestasi bawahannya akan berefek kepada penilaian prestasinya juga.

    Hal ini sering ditemui di management level menengah, yang dia juga dinilai oleh atasannya. Sehingga dia harus memastikan bahwa segala sesuatu yang dia rencanakan harus dilaksanakan oleh bawahannya sampai masuk ke detail.

  3. Terlalu berfokus pada orang dan cara, bukan pada tugas/tujuan.

    Hal ini sering didapati pada tipikal management yang perfeksionis atau dituntut perfeksionis. Termasuk dengan caranya atau solusi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.

    Padahal dalam kenyataannya, cara atau solusi yang kita usulkan belum tentu merupakan cara atau solusi terbaik. Bisa saja cara atau solusi bawahan lebih baik dan tepat untuk kasus tersebut.

  4. Tingkat Egoisme yang tinggi karena superioritas atau senioritas

    Hal ini bisa terjadi sampai management memaksakan pendapat dan solusinya.

    Terkadang tidak boleh ada keputusan yang tidak melibatkan dirinya. Hal ini berarti semua yang dilakukan oleh bawahannya harus dia ketahui dan harus dia tau detailnya. Padahal sama dengan point nomor 3 diatas, bahwa belum tentu solusi yang kita usulkan merupakan cara terbaik.

  5. Tidak menentukan prioritas dan delegasi di dalam masa yang sibuk

    Di saat dituntut melakukan banyak hal, maka delegasi dan prioritas merupakan hal yang tidak bisa terbantahkan.

    Contohnya ketika tidak ada prioritas dalam mengerjakan sesuatu, sehingga semuanya mau diambil dan meminta update terus menerus dari hasil pendelegasiannya.

    Atau tidak melakukan delegasi atau sharing pekerjaan diwaktu semua hal harus dilakukan, sehingga membuat tingkat stress yang tinggi.

Kesimpulan

Micromanagement sekali lagi bukanlah hal yang buruk, tetapi adalah cara tradisional dalam mengelola sebuah organisasi atau perusahaan. Cara tradisional dan mungkin memang natural bagi sebagian orang, karena dididik dengan cara seperti itu dari awal kehidupan atau sejak awal karir.

Penyebab dari micromanagement ini memang karena berupaya untuk mengendalikan semua orang untuk mencapai tujuan karena ketakutan yang berlebihan terhadap tidak tercapainya tujuan pribadi, kepuasaan pribadi, dan bisa jadi karena tanggung jawab pribadi yang tinggi.

Referensi :

Micromanaging