Pendahuluan

Miskonsepsi terhadap orang IT, bermacam-bermacam

Miskonsepsi Bagian 1 : Membuat aplikasi baru, kasih saja ke Programmer, 2 minggu selesai

Coba kita lihat miskonsepsi lainnya :



2. Sudah kepepet dateline nih, tambah developer saja.

Banyak yang mempunyai pandangan bahwa menyelesaikan sebuah proyek Software seperti menyelesaikan permasalahan produk di pabrik.

Atau seperti membangun sebuah rumah atau gedung.

Karena tenggat waktu yang sudah mepet, dengan penambahan orang, maka penyelesaian produk/rumah/gedung akan bisa diselesaikan dengan menambah orang.

Apakah dengan cara itu bisa berhasil ??

Tentu saja bisa saja berhasil, dengan syarat :

  • Orang yang ditambahkan adalah orang yang paling kurang mengerti proses bisnis dari proyek software tersebut.
  • dan juga ahli di teknologi dan bahasa pemrograman yang dipakai di proyek tersebut.
  • dan juga punya kemampuan komunikasi yang bagus, terutama komunikasi dengan orang yang baru kenal.
  • dan punya motivasi yang kuat.
  • dan orang tersebut mesti mempunyai kemampuan yang setara dengan anggota tim di tim tersebut. Karena kalau anggota baru itu terlalu junior, maka bisa jadi menjadi beban anggota tim lain untuk menerangkan segala macamnya. Kalau terlalu senior, bisa jadi justru bisa merombak aplikasi yang sudah ada, atau tidak mengikuti alur program yang sudah ada.

Jadi…..

Jadi penambahan developer/software engineer untuk menyelesaikan produk software bisa saja dengan persyaratan diatas.

Tetapi….., mendapatkan orang dengan persyaratan di atas adalah sulit...

Lho..kok sulit, bukannya developer banyak yang nge-apply, tinggal interview, kemudian pilih saja yang cocok bagi kita.

Tidak semudah itu ternyata…

Kenapaa tidak semudah itu…?

Coba kita lihat :

  • orang yang mengerti proses bisnis tertentu dan IT secara bersamaan sulit ditemukan. Kebanyakan yang ditemui adalah orang yang mengerti proses bisnisnya saja, atau IT nya saja. Kita meminta tambahan orang karena ingin cepat selesai kaan, bukan untuk mengajarinya dari awal tentang bisnisnya, atau tentang IT nya.

  • teknologi IT berkembang dengan cepatnya. Teknologi yang hype pada hari ini, bisa saja sudah tidak laku di masa mendatang. Artinya tiap teknologi meninggalkan basis developernya sendiri-sendiri. Bisa saja kita mendapatkan senior developer yang ahli di teknologi tertentu, tetapi tidak cocok dengan teknologi yang kita gunakan. Atau bisa jadi kita mendapatkan junior developer yang cocok dengan teknologi baru kita, tetapi tidak berpengalaman seperti senior developer.

  • mencari developer dengan kemampuan IT yang bagus, mengerti bisnis proses, cocok dengan teknologi, punya kemampuan komunikasi yang bagus, dan punya motivasi yang kuat itu cukup sulit. Talenta berbakat ini kalau tidak sudah menjadi founder/cofounder, atau spesialis dengan gaji tinggi, atau sudah naik ke level manajemen di perusahaan mereka. Yakiin..kah, mereka akan mau pindah gara-gara hanya untuk menyelesaikan proyek yang mungkin hanya 2 s/d 3 bulan saja.

Hmm, lihat sendiri kan.., tidak sesederhana yang kita bayangkan.

Solusinya biasanya begini :

  • mencari talenta developer freelance.
  • mencari talenta developer yang memang suka berpindah-pindah perusahaan untuk mencari pengalaman dan networking.
  • mencari talenta di tim lain di perusahaan sendiri untuk membantu proyek ini sementara waktu.
  • memaksa bekerja lembur talenta yang sudah ada di tim sekarang, yang ujung-ujungnya bisa membuat burnout dan resign.

Kesimpulannya,

Mindset bahwa untuk sebuah proyek Software, “kalau sudah kepepet dateline nih, tambah developer saja”, tidaklah semudah yang kita bayangkan.

Hal ini sama dengan perumpamaan : untuk melahirkan seorang bayi dalam waktu 1 bulan (yang seharusnya 9 bulan) dibutuhkan 9 orang ibu.

Tapi yaa begitulah..