Mohon dibaca sampai akhir dan lanjutannya agar tidak kehilangan esensi dari artikelnya

Apa yang kita bahas ini ?

Ini adalah tentang sebuah buku. Judulnya The Peter Principle, sama dengan judul artikel ini. Diterbitkan pada tahun 1969 , dan dalam setahun pertama berhasil terjual 200.000 copy dan kemudian diterjemahkan kedalam 38 bahasa. Cukup fantastis penjualannya.

Apa yang menarik dari buku ini ?

Buku The Peter Principle banyak dibahas oleh orang dan banyak dijadikan bahan rujukan dalam menjelaskan struktur karir/level dalam perusahaan atau organisasi dan permasalahan di dalamnya. Ditulis oleh Raymond Hull, bersama dengan Lawrence J. Peter yang merupakan peneliti mengenai masalah hirarki perusahaan maupun organisasi. Buku The Peter Principle ini merupakan hasil pengamatan dan riset dari Lawrence J. Peter dan dinamakan sesuai dengan namanya.

Berarti cukup rumit dong ini ?

Bukankah tema karir, perusahaan, dan organisasi punya rentang bahasan yang luas ? apakah buku ini membahas semuanya ? Tidak juga, karena The Peter Principle ini fokus kepada hubungan antara karir/level dan tingkat kemampuan/kompetensi orang tersebut.

Apa kalimat inti dari Peter Principle ini ?

Oke, kita bahas

Kalimat aslinya :

In a Hierarchy, every employee tends to rise to his level on incompetence.

Terjemahannya :

Dalam karir, setiap karyawan akan naik jabatan secara bertahap, dan akan mentok sampai jabatan yang mereka tidak kompeten di dalamnya lagi.

Contoh sederhananya bagaimana ?

Misalkan seorang Sales Junior, karena bagus kerjanya, naik menjadi Sales Senior. Ternyata bagus juga, naik menjadi Sales Leader. Ternyata di posisi Sales Leader, orang itu tidak berkembang, dan susah mencapai target sebagai Sales Leader. Orang ini akhirnya dianggap tidak kompeten lagi/ tidak cocok berada di posisi Sales Leader. Oleh karena itu orang itu tidak dipromosikan lagi untuk naik jabatan selanjutnya. Dia akan tetap berada di posisinya sebagai Sales Leader sampai akhir karirnya.

Apakah ini kejadian nyata ?

Tentu saja, hal ini sering kita temui di kehidupan sehari-hari. Seperti contoh diatas, Atau banyak kejadian misalkan orang yang ahli dalam bidang teknis, lambat laun akan naik jabatan non teknis atau manajerial. Karena kompetensi yang dibutuhkan berbeda, biasanya orang tersebut tidak bisa berkembang atau tidak bisa menunjukkan performansi yang bagus lagi di posisi manajerial. Akhirnya posisi terakhirnya itu adalah posisi dia sampai akhir karirnya.

Kata Lainnya :

Karyawan akan selalu naik jabatan karena performansi mereka yang bagus di posisi sebelumnya. Hal ini akan berulang terjadi sampai mereka tidak lagi mencapai kompetensi yang cakap di posisi nya lagi.

Ok, lalu efeknya apa ?

Efeknya adalah :

Sebuah perusahaan atau organisasi mungkin saja akan diisi oleh beberapa orang yang tidak cocok atau tidak mempunyai kompetensi di posisi tersebut

Dan ini bisa membuat perusahaan tidak sehat dan membuat perusahaan menjadi tidak efektif. Hal ini terjadi hampir di semua organisasi atau perusahaan.

Banyak kejadian nyata kita lihat posisi manajerial di sebuah perusahaan atau organisasi diisi oleh orang yang kita anggap mestinya tidak pantas di posisi tersebut karena tidak mempunyai kompetensi di bidangnya. Dan kita seperti memakluminya saja.

Walaupun begitu tentu saja tidak semua posisi akan diisi oleh karyawan yang tidak mempunyai kompetensi. Pastinya memang akan ada yang benar-benar berada di posisi yang dia sangat kompeten di bidangnya itu.

Sehingga di bukunya ini, mereka menyatakan bahwa :

Akhirnya pekerjaan diselesaikan oleh karyawan-karyawan kompeten yang belum mencapai level incompetence nya (belum naik jabatan)"

Apa ? Berarti secara tidak langsung menyindir keputusan naik jabatan di tingkat manejerial ?

Bisa jadi, karena keputusan naik jabatan ini tentunya dilakukan oleh tingkat manajerial diatasnya lagi, dengan pertimbangan karyawan tersebut dianggap akan cakap dan cocok dalam memikul tanggung jawab baru, entah karena memang karena melihat potensinya atau hubungan kedekatan semata antara manajerial dengan karyawan tersebut. Penentuan oleh tingkat manejerial ini menunjukkan bagaimana tingkat kompetensi disisi manajerial juga terutama dalam memutuskan seseorang naik jabatan.

Uniknya Buku ini juga membahas mengenai berbagai macam proses penentuan seseorang itu kompeten di posisi barunya. Karena Peter J. Lawrence ini adalah seorang ahli hirarki, maka dia selalu mengaitkan kompetensi dengan hirarki jabatan. Seseorang dianggap kompeten di posisinya sekarang, karena atasannya yang mengatakan itu.

Akhirnya buku ini juga membahas mengenai hubungan atasan dan bawahan yang mau naik jabatan. Bagaimana cara penilaian seorang atasan terhadap bawahannya tergantung dari ketergantungan antara atasan dan bawahan, kedekatannya, dan apakah atasannya itu seorang yang kompeten juga diposisinya apa tidak.

Juga dijabarkan bagaimana cara-cara umum dan tidak umum ketika seseorang naik jabatan. Dan hampir selalu kasus nya itu dikaitkan dengan konsep hirarki. Bagaimana kecenderungan level manajerial di suatu perusahaan, terus menerus menjaga hirarki yang ada, dan menyingkirkan hal-hal yang bisa mengancam struktur hirarki di perusahaan, termasuk didalamnya menyingkirkan karyawan yang sangat berprestasi.

Baiklah, lalu bagaimana cara penceritaannya di dalam buku ini?

Kedua penulis ini mengeluarkan banyak studi kasus didalam bukunya ini. Semua contoh studi kasus mengkonfirmasikan bahwa konsep Peter Principle itu nyata adanya.