Pendahuluan

Seringkali dalam sebuah perusahaan, karyawan atau citizen dari perusahaan/organisasi merasa bahwa pendapatnya tidak berefek apa-apa terhadap perusahaan/organisasi.

Hal ini bisa saja terjadi karena :

  • Orangnya memang tidak peduli dengan organisasi / perusahannya. Yang penting “I work, i paid”
  • Lingkungan di organisasi/perusahaan yang membuatnya tidak aman dan tidak nyaman mengungkapkan sesuatu yang perlu diperbaiki. Sehingga bisa saja orang ini terjerumus ke kasus yang pertama, menjadi apatis dan tidak peduli dengan organisasi/perusahaannya/tim nya lagi.

Untuk kasus yang pertama, mungkin kita tidak berbuat banyak.

Untuk mencapai kasus pertama, tentunya orang tersebut sudah melewati pengalaman tersendiri atau pilihan hidup sendiri yang membuatnya tidak terlalu peduli dengan organisasi/perusahaannya.

Kasus ini haruslah dibawa ke kasus yang kedua, agar bisa dicari penyebab utamanya dan cara menyelesaikannya.

Sementara untuk yang kasus kedua, orang masih mempunyai keinginan untuk memperbaiki organisasi/perusahaannya sebagai tempatnya beraktifitas, akan tetapi dia tidak nyaman mengungkapkannya.

Ketidak nyamanan itu biasanya dikarenakan oleh apa yang kita namakan Psychological Safety


Apa itu Psychological Safety ?

Dari berbagai sumber dapat disimpulkan bahwa :

Psychological safety adalah lingkungan yang membuat seseorang dapat secara bebas menyampaikan pemikiran, opini, perasaan, concern, dan ide nya tanpa takut akan di permalukan, direndahkan, ataupun nanti berefek buruk kepada posisi, karir, dan hubungannya di dalam organisasi/perusahaan.

Istilah ini diperkenalkan oleh Professor Amy C. Edmondson, seorang Profesor di Harvard Business School.

Profesor Amy C. Edmondson ini menekankan pentingnya lingkungan Psychological safety ini dalam membuat organisasi dan tim yang high performing.

Kita bisa baca lagi artikel mengenai phase team Performing.

Semua perusahaan atau organisasi membutuhkan tim yang high performing tentunya.

Apalagi di era yang sangat cepat berubah seperti sekarang ini.

Tim dengan High Performing biasanya dengan lugas menangani permasalahan yang ada di dalam tim ataupun yang beririsan dengan tim lain di dalam perusahaan / organisasi.

Tim dengan High Performing biasanya akan mau mengambil resiko untuk perbaikan dan tindakan yang diperlukan bagi tim.

Salah satu indikatornya adalah, mereka merasa aman ketika :

  • membuat kesalahan.
  • mengambil keputusan sendiri.
  • mengambil resiko yang diperhitungkan.
  • mengungkapkan perasaan dan opini mereka di dalam tim.
  • bisa berterus terang mengenai keadaan dan kondisi yang ada dalam tim.
  • tidak merasa bersalah jika berbeda dengan pendapat orang lain di dalam tim.
  • dll.

Hmm.. kedengarannya ada yang aneh ya ?

Masak membuat kesalahan dimaklumi ?

Kesalahan adalah sesuatu yang harus dihindari.

No Mistake .. period.

Kadang-kadang ada perusahaan/organisasi yang punya motto seperti itu.

Tetapi itu adalah moto yang digadang-gadang untuk disampaikan ke pihak external, bukan ke dalam internal.

Karena pada kenyataannya, kesalahan tidak dapat dihindarkan, baik oleh tim internal sendiri ataupun disebabkan oleh pihak lain yang terhubung dengan tim tersebut.

Tentunya maksudnya adalah kesalahan yang tidak disengaja ya..

Bukan kesalahan yang disengaja. Karena kalau disengaja artinya bisa disebut sebagai fraud atau menggerogoti dari dalam.

Kalau kita lihat lebih dalam, maka :

Psychological Safety sebenarnya membuka kolaborasi yang lebih fleksibel dan enak dalam menyelesaikan masalah.

Mengurangi ketakutan dan menambah otonomi dalam melakukan sesuatu adalah cara dasar untuk menggali pandangan dan bakat terpendam dari seseorang dalam menyelesaikan masalah.