Pendahuluan


Di era media sosial, istilah “flexing” semakin sering berseliweran.

Tapi apa sebenarnya flexing itu ?

Secara sederhana, flexing adalah tindakan memamerkan atau menyombongkan diri tentang suatu hal, biasanya harta kekayaan, pencapaian, hubungan, atau gaya hidup.


Motif Pamer di Balik Flexing


Orang-orang memiliki berbagai alasan untuk melakukan flexing. Beberapa motif di antaranya:

  • Mendapatkan pengakuan dan validasi: Dengan memamerkan hal-hal yang dianggap luar biasa, orang berharap mendapatkan pujian, iri, dan rasa kagum dari orang lain.
  • Menimbulkan citra tertentu: Melalui flexing, seseorang ingin membangun citra diri yang sukses, mapan, dan berkelas.
  • Kompetisi sosial: Flexing bisa menjadi bentuk persaingan tidak langsung antar individu atau kelompok di media sosial.
  • Hiburan dan kesenangan: Bagi sebagian orang, flexing bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan dan menghibur.

Dampak Positif Flexing


  • Motivasi: Melihat keberhasilan orang lain terkadang bisa menjadi motivasi untuk berusaha lebih keras mencapai tujuan sendiri.
  • Inspirasi: Flexing yang positif, seperti memamerkan pencapaian akademik atau prestasi lainnya, bisa menginspirasi orang lain untuk berbuat yang serupa.
  • Promosi: Bagi influencer atau pebisnis online, flexing bisa menjadi strategi pemasaran yang efektif untuk menarik perhatian dan konsumen.

Dampak Negatif Flexing


  • Iri hati dan kebencian: Melihat seseorang terus-menerus memamerkan kekayaan atau keberhasilan bisa menimbulkan rasa iri hati dan kebencian pada orang lain.
  • Rendah diri: Bagi orang yang sedang mengalami kesulitan atau merasa tidak sukses, melihat flexing yang berlebihan bisa memperparah perasaan rendah diri.
  • Distorsi persepsi: Paparan flexing yang terus-menerus bisa menciptakan citra yang tidak realistis tentang kehidupan orang lain dan standar kesuksesan yang tidak sehat.
  • Ketergantungan validasi: Terlalu fokus pada validasi eksternal melalui flexing bisa membuat seseorang rentan terhadap kritik dan komentar negatif.

Bagaimana membuat Flexing Sehat di Media Sosial ?


Flexing tidak serta merta menjadi hal yang buruk.

Yang penting adalah melakukannya dengan sadar dan bertanggung jawab.

Berikut beberapa tips untuk flexing yang sehat:

  • Fokus pada hal-hal positif: Pamerkanlah pencapaian atau keberhasilan yang patut dibanggakan, bukan hanya harta kekayaan.
  • Hargai privasi orang lain: Hindari memamerkan hal-hal yang terlalu personal atau bisa menyinggung privasi orang lain.
  • Jujur dan autentik: Jangan berpura-pura atau melebih-lebihkan untuk mendapatkan perhatian.
  • Ingat tujuan awal: Gunakan media sosial untuk terhubung dengan orang-orang yang Anda sayangi, bukan hanya untuk pamer.

Pada akhirnya, kebahagiaan yang sejati tidak datang dari validasi eksternal.

Fokuslah pada pengembangan diri, meraih cita-cita, dan menikmati hidup dengan cara yang dianggap meaningful.

Biarkan kesuksesan berbicara dengan sendirinya, bukan melalui pamer di media sosial.