Apa itu Macromanagement ?

Macro manager adalah tipe manajemen yang biasanya menggunakan pendekatan lepas tangan dan membiarkan karyawannya melakukan pekerjaannya dengan pengawasan yang minimal.

MacroManager

diambil dari :

A macro manager is a type of boss or supervisor who takes a more hands-off approach and lets employees do their jobs with minimal direct supervision.

MacroManager

Hmm, sesuatu yang berkebalikan dengan Micromanagement sepertinya ?

Iya, betul sekali, keduanya merupakan pendekatan manejemen yang saling bertolak belakang.

Kalau Micromanagement adalah tipe yang sangat ketat sekali dengan bawahan atau yang di-organized olehnya. Sementara kalau Macromanagement adalah tipe yang sangat longgar dalam mengawasi bawahan atau yang di-organized olehnya.

Macromanagement melihat sesuatu itu dari kacamata birds eyes atau helicopter view. Semua akan dilihat dari garis besar dan arahnya. Istilahnya lebih kepada strategic direction.

Biasanya mereka tidak mau masuk ke detil pekerjaan. Yang mereka perlukan biasanya adalah tanggal tenggat waktu, tugas apa yang sudah selesai, tugas apa yang belum selesai.

Terkadang tipe mereka juga berada di level memberi inspirasi daripada memberi arahan. Atau bisa juga memberikan arahan secara umum. Atau mungkin juga tidak memberikan arahan sama sekali. Yang penting tugasnya selesai dengan pengawasan minimal.

Sesuai sifat dasarnya yang minimal supervision, maka semangatnya adalah lebih kepada pertemuan/meeting umum yang membahas visi, misi, ataupun status pekerjaan.

Apa kelebihan Macromanagement ?

Tentu saja ada kelebihannya :

  1. Timnya akan lebih mandiri

    Tentu saja, karena dengan membiarkan timnya untuk melakukan apa yang diinginkan dengan cara yang dianggap cocok dengan cara bekerja tim, maka secara langsung akan memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar kepada tim/bawahannya.

    Mereka akan lebih banyak dituntut bisa berpikir sendiri dan menyelesaikan persoalan dengan cara terbaik mereka.

    Ini seperti anak burung berusia beberapa minggu dan dibiarkan terjun bebas dari ketinggian oleh induknya.

    Atau bisa jadi seperti anak burung yang sudah bisa mestinya terbang tinggi, tetapi karena takut terbang, maka induknya harus memberi tahu ke arah mana anaknya seharusnya terbang, dan kemudian membiarkannya begitu saja dan melihatnya dari kejauhan.

  2. Tim nya akan lebih merasa bebas dan mengurangi stress

    Hmmm, ini mungkin tergantung dari tipikal timnya sepertinya.

    Kalau tipikal dari anggota tim adalah orang-orang yang suka dipimpin dan dikasih petunjuk, dan kurang bisa untuk mengambil inisiatif pekerjaan, maka mereka mungkin merasa bingung jika diberikan arahan umum dan global oleh macro manager.

    Akan tetapi bagi anggota tim yang mempunyai banyak kreativitas dan tidak suka dipimpin, tapi lebih suka didukung dari belakang, mungkin mereka cocok dengan macro manager seperti ini. Mereka akan merasa lebih bebas dalam menunjukkan kreativitas, ide, dan pelaksanaannya. Dan itu berakibat kepada tingkat stress yang lebih rendah.

    Akan tetapi mesti diingat juga, bahwa tingkat tanggung jawabnya juga akan meningkat juga.

  3. Tingkat kepercayaan/trust antara atasan dan subordinetnya yang tinggi

    Dalam hal ini, macro management jika diterapkan pada tim atau subordinat dengan tipe orang yang cocok, maka akan memunculkan rasa saling percaya satu sama lain. Atasan/manager/leader/koordinator percaya dengan kemampuan tim nya, dan subordinat nya percaya dengan arahan dan dukungan dari atasan nya.

Apa kekurangan Macromanagement ?


Tentu saja ada kekurangannya juga :

  1. Macro manager tidak memahami timnya sendiri

    Sebagian sifat macro manager adalah senang memberi arahan, visi, misi dan panduan umum. Umumnya mereka tidak mau masuk ke hal detil dan permasalahan mendasar.

    Sementara yang dihadapi di dalam keseharian adalah permasalahan spesifik, dan juga hambatan tertentu yang membutuhkan penanganan yang berbeda dan panduan khusus.

    Dengan kecenderungan macro manager hanya berkutat masalah arahan, visi, misi, dan panduan umum, maka akan banyak permasalahan mendasar dan hambatan khusus yang bisa jadi tidak diketahui oleh semua anggota tim, atau tidak terselesaikan dengan baik tanpa campur tangan macro manager.

    Sementara dengan tipikal cara komunikasi dan gaya memimpin sebagian macro manager yang tidak mau masuk ke dalam detil akan membuat persoalan mendasar tersebut tidak mudah diselesaikan.

    Hal seperti ini menimbulkan citra bahwa macro management tidak memahami timnya sendiri.

  2. Macro management cenderung membuat/mempertahankan birokrasi baru

    Sejalan dengan point diatas, ada sebagian macro manager cenderung akan membuat birokrasi baru dalam organisasi. Ketidak tahuannya tentang detil, hanya memberikan arahan umum saja, akan berakibat dia hanya berharap kepada laporan dan progress saja, dan tentu saja tidak mau detail.

    Oleh karenanya laporan, meeting, dan hal yang bersifat formalitas akan menjadi alat bagi macro manager dalam melaksanakan fungsinya. Baginya birokrasi lebih penting dibandingkan efisiensi.

    Birokrasi disini artinya melakukah hal yang bersifat administratif akan lebih disukai dibandingkan melakukan hal yang lebih efektif. Hal ini karena ketidak tahuannya mengenai detil persoalan atau hal yang terjadi di timnya, sehingga wajar lebih mementingkan administrasi dibandingkan efektifitas.

    Tetapi tentunya tidak semua macro manager melakukan hal itu. Tetapi kecenderungannya ada.

  3. Macro management cenderung mempertahankan hirarki

    Bersesuaian dengan kasus diatas, ada sebagian macro manager cenderung akan mempertahankan hirarki dalam organisasi.

    Terkadang, kecenderungan untuk lebih fokus kepada hal-hal yang bersifat strategik dan umum, membuat macro manager menjadi orang yang menempatkan diri diatas timnya. Istilahnya dia menjaga jarak dengan timnya agar bisa fokus kepada hal-hal yang dianggap bersifat strategis dan umum.

    Hal ini dapat dipahami mungkin karena memang bagi sebagian macro manager, melakukan delegasi dengan tanpa campur tangan adalah cara terbaik dalam mendukung operasional perusahaan dan fokus kepada tugas masing-masing.

  4. Tidak berhasil mencapai dateline atau pencapaian bersama.

    Lagi-lagi, karena tidak mengetahui masalah detil dan apa saja yang menjadi permasalahan mendasar dari tim yang dikoordinasi olehnya, maka persentasi kemungkinan tidak tercapainya dateline / tenggat waktu pekerjaan akan meningkat.

    Hal ini penting, karena di dalam realita, masalah detil dan permasalahan mendasar bisa menghambat perkembangan pengerjaan tugas seseorang atau tim. Hal ini tentunya berefek kepada tenggat-waktu dan pencapaian tim.

Siapa biasanya yang melakukan macromanagement ini ?

Manajemen tingkat atas, level C, directur, senior management, biasanya terjebak di dalam tipe kepemimpinan seperti ini.

Walaupun tidak sedikit juga level manajemen tingkat bawah dan sedang yang mengadopsi tipikal manajemen seperti ini sebagai latihan :).

Apakah Macro management ini buruk ?

Tentu saja tidak, seperti tipe manajemen yang lain, Micromanagement, maka Macromanagement ini juga hanyalah sebuah gaya kepemimpinan.

Semua orang boleh memilih melakukan tipe manajemen seperti apa saja. Tentunya hanya akan cocok dengan tipikal orang dan lingkungan yang sesuai yang dihadapinya.

Ada kelebihan dan kekurangan dari tiap-tiap tipe manajemen. Yang diperlukan adalah cara, situasi, dan lingkungan yang cocok dengan tipe manajemen tersebut.