Pendahuluan

Pendahuluan awal mengenai Spotify Model, dapat dilihat di sini.

Konsep dasar mengenai Spotify Model, dapat dilihat di sini.

Spotify Model merupakan model organisasi yang sering dicontoh oleh perusahaan yang berusaha untuk mengubah organisasi perusahaannya menjadi lebih lincah.

Disebutkan bahwa Spotify Model ini terdiri dari 4 Istilah/Unit organisasi :

  • Squads
  • Tribes
  • Chapters
  • Guilds

Sekarang kita akan membahas mengenai istilah/unit yang pertama :

SQUAD

Apa itu SQUAD ?

Squad merupakan sebuah tim seperti sebuah Scrum Team.

Squad biasanya terdiri dari 6-12 orang didalamnya.

Seperti sebuah Scrum Team, maka Squad ini juga merupakan ujung tombak dalam mendeliver Value.

Mereka memiliki karakteristik sbb :

  • Merupakan group yang dikasih misi untuk sebuah product atau feature tertentu.
  • Terdiri dari orang-orang dari beberapa spesialisasi, istilahnya cross functional team. Ada backend, frontend, QA, product owner, dll.
  • Mempunyai Coach seperti Scrum Master untuk men-support team secara kolektif.
  • Mempunyai Product Owner atau Business Advisor sebagai pemandu dari sisi fitur atau bisnis.
  • Fungsinya adalah dalam mendeliver solusi atau value bagi perusahaan.
  • Yang didevelop di dalam tim adalah trust dan otonomy.

Squad ini diberikan otonomi yang luas dalam melakukan misinya, seperti :

  • Dianggap sebagai self organizing team, dan punya jiwa ownership dan tanggung jawab yang tinggi terhadap product/misinya.
  • Bebas menentukan proses apa yang cocok bagi mereka dalam mendeliver solusi / value demi tercapainya misi.
  • Bebas menentukan metoda Agile seperti apa yang mereka pilih untuk mendukung misi sebagai tim Agile.
  • Untuk meningkatkan learning dan inovasi, tiap squad didorong untuk menggunakan sekitar 10 % dari waktu mereka untuk melakukan Hack Day, atau Sharing ide, Sharing Session, Mencoba hal baru diantara mereka.
  • Punya akses yang langsung terhadap stake holder, misalnya dengan tim bisnis, tim produk, dll.

SQUAD sebagai mini startup ?


Squad ini boleh dibilang sebagai Mini Startup.

Mereka akan didorong untuk menerapkan Lean Startup Principle seperti :

  • MVP (Minimum Viable Product), yang artinya membuat prototipe yang bisa kelihatan barangnya, kemudian secara bertahap diperpaiki atau diganti. Dengan MVP ini, maka Squad diharapkan agar bisa release early, release often, dan juga fail fast
  • Validated learning, yang artinya melakukan validasi terhadap ide dan product yang dihasilkan. Misalnya dengan A/B Testing, Kaizen, DMAIC, atau Shuhari.

Untuk mencapai misinya diatas , sebuah Squad mempunyai :

  • Product owner, yang melakukan priotisasi dari pekerjaan sesuai dengan misinya. PO ini akan berhubungan dengan prioritas secara bisnis maupun secara aspek teknikal
  • Agile Coach, seperti Scrum Master yang akan menganalisa tim, membantu tim dalam menemukan cara bekerja yang cocok, menyingkirkan hambatan dan jurang komunikasi didalam atau dengan tim lain.
  • Tempat bekerja sendiri, dimana Squad ini mempunyai ruangan, kubikal, meja bundar, sudut bersama bagi seluruh anggota tim, dengan tujuan menyelesaikan misi atau fitur dari produk mereka.

Dengan kata lain, Squad ini memang dijadikan ujung tombak dari Spotify Model ini dalam mendeliver value, product, atau fitur bagi perusahaan.

Kita lanjut ke Spotify Model - Tribe


Ilustrasi Squad


stateDiagram [*] --> SQUAD note right of SQUAD by (www.huzefril.com) end note state SQUAD { PO --> Agile_Coach Agile_Coach --> DEV_TIM DEV_TIM --> PO DEV_TIM --> Agile_Coach Agile_Coach --> PO state PO { PO1 } -- state Agile_Coach { Agile_Coach1 } -- state DEV_TIM { backend1 backend2 frontend1 frontend2 qa1 qa2 qa3 } }