Setelah tahapan Forming, maka tim akan mulai naik ke tahapan Storming

Sesuai juga dengan namanya, pada tahapan Storming ini, tim akan menghadapi badai dan konflik di dalam tim tersebut.

Mari kita lihat dari berbagai sisi :



1. Komposisi Tim


Tim bisa saja tetap jumlahnya dan tetap komposisinya. Mereka telah bergabung dalam jangka waktu beberapa bulan atau beberapa tahun.

Atau bisa saja ada perubahan anggota tim karena pindah ke tim lain, atau datang dari tim lain. Akan tetapi perubahan ini jarang dan mungkin hanya 1 atau 2 orang saja. Sehingga tim yang ada merupakan tim yang dibentuk semenjak tahapan Forming dilakukan.

Mungkin saja tugas dan tanggung jawab anggota tim berubah dari awal pertama kali tim ini terbentuk. Ada yang ditugasi posisi dan tugas yang berbeda dari penugasan awal waktu tim nya terbentuk. Atau ada juga yang dari dulu tugasnya seperti itu, tapi dengan beban yang lebih berat atau susah.



2. Psikologi Tim


Masing-masing anggota tim mulai memiliki keahlian masing-masing, dan mulai menjadi berpengalaman di bidang yang ditekuninya di dalam tim.

Tingkat percaya diri dari masing-masing anggota tim terhadap pekerjaannya juga meningkat karena sudah dilakukan berulang kali, disamping juga rasa cemas dan stress yang mungkin timbul karena tugas-tugas baru dan menantang yang datang. Bisa juga karena frustasi karena ada beberapa pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan dengan baik karena kurangnya komunikasi, arahan, birokrasi, proses dan juga pengertian dari anggota tim yang lain.

Masing-masing anggota tim akhirnya memiliki kepentingan sendiri-sendiri dalam menyelesaikan tugasnya dan posisinya di dalam tim.

Masing-masing anggota tim bisa jadi memunculkan ego terkait dengan kepentingan masing-masing tersebut.

Bisa juga beberapa anggota tim merasa perlu memperbaiki proses di dalam tim. Sementara beberapa orang lain merasa tidak ada yang salah di dalam proses di dalam tim. Anggota tim mulai memunculkan ide-ide baru yang mungkin saja berbeda dan bertentangan dengan ide anggota tim yang lain. Perbedaan pendapat mengenai apa yang seharusnya dilakukan, perbaikan proses, dan perbaikan komunikasi, menimbulkan beberapa konflik di dalam tim.

Perasaan frustasi mengenai performa tim atau performa individu anggota tim yang tidak maksimal, kepemimpinan atau mentoring yang kurang, atau juga dukungan dari stake holder yang kurang, bisa menjadi faktor beberapa anggota tim menjadi tidak / kurang termotivasi lagi dan mulai mengekspresikan kekhawatiran mereka.

Anggota tim mulai melihat perbedaan yang muncul antara masing-masing anggota tim. Ada yang bisa ditolerir, dan ada juga yang tidak bisa ditolerir karena menyangkut prinsip. Dengan konflik yang muncul, maka mungkin saja tim mulai memiliki kelompok-kelompok kecil dalam tim yang merasa senasib, sepemikiran, dan mempunyai kesamaan ide mengenai perubahan tim.



3. Tugas dan Pekerjaan Tim


Tugas di dalam tim akan meningkat seiring dengan perkembangan tim ini.

Tim yang mencapai tahapan Storming ini adalah tim yang sedang berkembang, karena tetap dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Kalau tim ini tidak berkembang, maka setelah tahapan Forming , bisa saja tim nya bubar dan tidak mengalami tahapan Storming ini.

Tim akan mendapatkan tugas yang lebih sulit atau kompleksitas yang lebih tinggi. Tim mulai terbiasa untuk membagi tugas-tugas besar menjadi tugas kecil yang terdefinisi dengan jelas dan dapat dicapai dengan baik.

Beberapa standar dalam proses dan hasil pekerjaan mungkin mulai diterapkan untuk mengorganisisasikan dan menyederhanakan pekerjaan. Tetapi tentunya tidak semua anggota tim mempunyai pandangan yang sama terhadap standar itu, karena masing-masing punya kepentingan dan ide sendiri-sendiri. Bisa jadi ide seseorang dalam hal ini diterima atau ditolak oleh anggota tim lain, baik secara tersirat atau terang-terangan.

Tim akan mulai mengasah kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan, mengikuti proses di dalam tim, mengemukakan ide-ide baru dan juga kemampuan menghadapi konflik yang terjadi.

Di tahapan ini, akan muncul shared leadership, dimana siapapun bisa menjadi lead atau lebih tepatnya mengkoordinasi pekerjaan. Hal ini dimungkinkan karena telah terbentuknya trust dan respect diantara anggota tim.



4. Perilaku Tim


Dengan telah mengenal karakteristik masing-masing, kepentingan dan ego masing-masing anggota tim, maka komunikasi di tahapan Storming ini akan lebih lugas dan langsung pada permasalahan utama.

Anggota tim akan lebih ekspresif dalam mengemukakan ide, permasalahan, frustasi, dan kekhawatiran terhadap pekerjaan, dukungan, dan juga proses yang terjadi di dalam tim. Tentu saja mungkin ada juga anggota tim yang pendiam dan secara natural tidak mau terlibat langsung dalam konflik ini.

Beberapa meeting dan one on one mungkin perlu dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan konflik, proses, pendapat, dan perasaan di dalam tim. Dan juga untuk menfasilitasi beberapa anggota tim yang tidak terlalu ekspresif dalam mengungkapkan permasalahan yang dihadapinya.