Pendahuluan

Pendahuluan mengenai VUCA, silahkan lihat di sini

VUCA adalah kependekan dari Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity.

Kita terjemahkan sebagai :

  • Volatility - Perubahan/gejolak secara cepat/tiba-tiba
  • Uncertainty - Ketidak jelasan atau ketidak pastian.
  • Complexity - Kerumitan
  • Ambiguity - Kebimbangan

Menghadapi VUCA

VUCA sebenarnya merupakan sesuatu yang kita hadapi sehari-hari sebagai personal, komunitas, ataupun bisnis.

Tetapi tentunya dengan porsi yang berbeda-beda.

Akan tetapi, bisnis dengan orientasi keuntungan dan berfokus kepada perkembangan usaha menjadi lebih terasa tantangannya.

Strategy menghadapi VUCA sebenarnya bisa dirunut kepada psikologi dan kebiasaan manusia ketika menghadapi hal sama secara personal ataupun komunitas.

Sebutlah misalnya sebuah suku pedalaman A.

Ketika menghadapi situasi yang tidak jelas, kebimbangan, kerumitan, dan juga pergolakan yang terjadi secara cepat/tiba-tiba, maka yang dilakukan suku tersebut adalah biasanya :

  • menggandeng banyak kawan/suku dan bekerjasama dengan banyak pihak agar bisa mengurangi risiko akibat VUCA ini.
  • semua bagian dari suku tersebut akan lebih aktif dan bertanggung jawab, karena persoalan yang dihadapi menjadi lebih kepada bertahan hidup secara bersama, dibandingkan untuk mencapai ego pribadi.
  • hirarki menjadi tidak terlalu penting lagi, karena reaksi yang cepat terhadap perubahan menjadi lebih penting. Keputusan dapat diambil oleh anggota suku sepanjang sesuai dengan aturan formal dan informal yang disepakati.
  • komunikasi menjadi lebih lugas dan to the point. Komunikasi yang mengawang-awang bahkan akan membuat orang bingung dan kehilangan arah dalam situasi VUCA.
  • aksi yang dilakukan berfokus kepada tujuan jangka pendek, walaupun ada misi jangka panjang.
  • anggota suku menjadi lebih fleksibel untuk menghadapi situasi yang sesuai dengan kondisi yang ada.
  • sekat antara golongan dalam suku akan memudar karena semua orang membutuhkan orang lain dalam situasi VUCA tersebut.
  • dll.

Hmmm.. kedengarannya seperti familiar yaa lingkungan seperti diatas ??

Coba tebaak..!

Yaa, benar , situasi diatas banyak kita temui di perusahaan-perusahaan startup.

Perusahaan startup secara natural menghadapi situasi VUCA semenjak awal berdiri.

Sehingga akan kita lihat startup menjadi percontohan yang tepat ketika melihat bagaimana seharusnya perusahaan menghadapi kasus VUCA diatas.


Bagaimana dengan perusahaan tradisional/established ?

Situasi VUCA sekarang tidak hanya menghampiri perusahaan-perusahaan startup.

Akan tetapi pastinya juga menghampiri perusahaan-perusahaan besar.

Atau perusahaan-perusahaan startup yang sudah mulai menjadi besar juga tidak terlepas dari ancaman VUCA ini.

Perusahaan tradisional/established biasanya memiliki hirarki yang sudah panjang, fokus yang sudah bermacam-macam, divisi yang kebanyakan, visi dan misi yang mulai bercabang.

Semua itu memang menjadi strategi yang bertujuan untuk membuat perusahaan menjadi tetap hidup dalam jangka panjang.

Akan tetapi terkadang hal ini menambah kompleksitas perusahaan dalam menghadapi tantangan VUCA yang muncul dari external perusahaan.

Dengan pemasukan yang stabil dan pelanggan yang relatif terprediksi, maka perusahaan besar bisa lebih mudah “mengelola” tantangan VUCA ini.

Dan itu membantu perusahaan-perusahaan besar untuk tetap bertahan.

Akan tetapi tentunya perusahaan-perusahaan besar ini tidak lepas dari ancaman VUCA diluar sana.

Oleh karena itu perlu ada beberapa pont penting untuk menghadapinya, seperti :



1. Leadership

Kepemimpinan dari seseorang Leader menjadi penentu mau dibawa kemana sebuah perusahaan atau tim.

Walaupun perusahaan atau tim bukan merupakan individu saja, melainkan kumpulan individu yang bekerjasama.

Akan tetapi tetap harus ada koordinator atau pengarah mau dibawa kemana organisasi tersebut.

Apalagi menghadapi VUCA diatas.

Keputusan merupakan sesuatu yang diperlukan bagi organisasi dalam bertindak dalam menghadapi tantangan dan hambatan di depan mata.

Go or no go !!

Tunda, batalkan atau lanjutkan !!

Pakai alternatif ini saja !!

Tapi tentunya keputusan bukan tipikal keputusan secara diktator.

Mestinya ada diskusi, saran, analisa yang dilakukan bersama dengan pihak berkepentingan dalam organisasi agar keputusan yang diambil cukup komprehensif.

Dengan adanya VUCA ini pula, kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang kolektif, bersama-sama memikirkan dan melaksanakan aksi yang tepat dalam menghadapi masalah.

Fleksibiltas dari seorang pemimpin juga sangat diharapkan, selain dari kemampuan memutuskan yang cepat dan tepat.



2. Lingkungan organisasi yang transparan dan adaptif.

Lingkungan di dalam sebuah organisasi mempunyai peran penting dalam berkembangnya komunikasi yang efektif, lugas, dan juga transparan.

Hal ini penting karena dalam menghadapi VUCA diatas, maka harus ada aksi segera, to the point, dan bersama-sama dilakukan oleh seluruh komponen organisasi.

Hal tersebut bisa dilakukan dengan struktur organisasi yang lebih flat, lebih lugas, dan apa yang dilakukan transparan bagi kebanyakan orang.

Sekat-sekat hirarki, ekslusifitas dari sebuah bagian dari organisasi, pendekatan top down, bisa jadi menjadi penghambat dari kelincahan organisasi.

Oleh karenanya metoda-metoda adaptif yang memungkinkan organisasi bertumbuh dan beradaptasi dengan lebih lincah menjadi favorit dan terkenal ketika dihadapkan pada kasus diatas.

Sebutlah misalnya Agile, Lean, dll.

Metoda-metoda yang berupaya menjadikan proses dan cara kerja kita menjadi lebih efektif dan efisien.



3. Growth Mindset dan tetap semangar belajar serta adaptif

Tantangan VUCA bukanlah sesuatu yang kita hindari, akan tetapi kita hadapi.

Untuk menghadapinya butuh kemampuan, pengetahuan, dan juga arah.

Tidak cukup ada pemimpin, lingkungan, dan uang saja yang kita butuhkan.

Perlu ada kemampuan, kemauan, dan pengetahuan yang menjalankan hari per hari di dalam organisasi.

Hal ini tentunya cuma bisa dicapai kalau saja :

  • orangnya mau
  • orangnya mampu
  • orangnya tahu

Kalau kita detailkan lagi, maka :

  • orangnya mau, dengan growth mindset, seperti yang kita bahas di sini
  • orangnya mampu, tentunya butuh profesional yang ahli di bidangnya.
  • orangnya tahu, adanya panduan dan komunikasi mengenai arah yang mau dituju.

Thats its. !